Ibu (*_*)

Ibu (*_*)

Rabu, 15 April 2015

Prinsip Konsentrasi



Nama                     : Siti Halimah Tusa`diyah
Mata Kuliah            : Pengelolaan Pengajaran
Dosen Pengampu     : Dra. Nuraini, M.Pd
Tugas                    : Prinsip Konsentrasi


Pengajaran adalah suatu aktivitas (proses) belajar mengajar. Di dalamnya ada dua subjek yaitu guru dan peserta didik. Pengajaran merupakan aktivitas (proses) yang sistematis yang terdiri atas banyak komponen. Di awali dengan penentuan strategi dan perencanaan, diakhiri dengan penilaian. Dalam pengajaran ada prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh seorang guru sebelum ia mengajar. Ada banyak prinsip yang harus diperhatikan, namun dalam hal ini, prinsip yang akan dibahas adalah Prinsip Konsentrasi.
Konsentrasi adalah pemusatan secara penuh terhadap sesuatu yang sedang dikerjakan atau berlangsungnya suatu peristiwa. Konsentrasi sangat penting dalam segala aktivitas, terutama aktivitas belajar mengajar.
Pekerjaaan yang amat berat di dalam kelas bagi seorang guru adalah bagaimana menciptakan suasana kelas (siswa) bisa berkonsentrasi. Guru harus berupaya sekuat tenaga membuat dan mendorong peserta didik berkonsentrasi dan melakukan suatu penyelidikan, serta menemukan sesuatu yang dapat digunkan kelak untuk kehidupannya dalam masyarakat. Maka dalam setiap pengajaran, guru dituntut untuk dapat mengatur atau mengelola pengajaran sebaik dan sebijaksana mungkin.
Sebagaimana yang pernah disabdakan oleh Rasulullah Saw. dalam sebuah haditsnya yang berbunyi sebagai berikut:
Seandainya hatinya (jiwanya) telah khusuk (konsentrasi) maka seluruh anggota tubuhnya juga akan ikut khusuk (konsentrasi) pula”. (al-Hadits)
Para ahli kejiwaan menyimpulkan bahwa jika konsentrasi pada sesuatu telah lahir maka tidak ada lagi stimulus lain masuk ke dalam alam sadar seseorang, sehingga pengamatan semakin cermat dan berjalan dengan baik.
Pada saat proses pengajaran berlangsung, seharusnya guru berupaya agar peserta didik memusatkan perhatian (konsentrasi). Perhatian sebagai modus, tempat berlangsungnya aktivitas. Bila perhatian-perhatian ini sekehendak maka disebut sebagai konsentrasi: perhataian terpusat.
Upaya untuk mendorong peserta didik agar konsentrasi (memusatkan perhatiannya) dan melakukan suatu penyelidikan seta menemukan sesuatu yang dapat dugunakan kelak untuk kehidupan di dalam masyarakat, maka pada setiap pengajaran, guru dituntut untuk dapat mengatur atau mengelola pelajaran sedemikian rupa. Di samping itu, dengan adanya fokus (pusat) perhatian atau konsentrasi, maka:
1.             Akan mengakibatkan minat peserta didik untuk menaruh perhatian dalam pengajaran dan menimbulkan daya konsentrasi itu sendiri.
2.             Dapat mengorganisasikan bahan pelajaran yang menjadi suatu problem yang mendorong peserta didik selalu aktif dalam hal mengamati, menyelidiki, memecahkan, dan menentukan jalan penyelesaiannya sekaligus bertanggung jawab atas tugas yang diserahkan kepadanya.
3.             Dapat memberikan bahan pelajaran sehingga merupakan totalitas yang bermakna bagi peseta didik yang dapat digunakan untuk menghadapi tempat ia hidup
Implikasinya adalah:
a.    Hendaknya guru membuat setiap bahan pelajaran agar mengandung suatu masalah yang menarik perhatian peserta didik dan merangsang untuk berusaha menyelidiki serta memecahkan masalah tersebut
b.    Guru menghubungkan bahan pelajaran dengan masalah dan tugas konkret yang dapat dikerjakan peserta didik secara kelompok
c.    Guru menghubungkan bahan pelajaran dengan bidang kegiatan tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
Tambahan: Tugas guru mengelola pengajaran dengan lebih baik, efektif, dinamis, efisien, ditandai dengan keterlibatan peserta didik secara aktif, mengalami, serta memperoleh perubahan diri dalam pengajaran. Yang dimaksud dalam proses pengajaran adalah guru dan peserta didik sama-sama aktif karena keduanya sebagai subjek pengajaran. Dalam proses pengajaran, ada beberapa prinsip pengajaran yang secara relatif berlaku umum, diantaranya adalah:

1.    Prinsip Aktivitas
Pengalaman belajar yang baik hanya bisa didapat bila peserta didik mau mengaktifkan dirinya sendiri dengan bereaksi terhadap lingkungan. Belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun aktivitas psikis. Aktifitas fisik adalah peserta didik giat dan aktif dengan anggota badan. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) ialah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran.
Memberikan kesempatan beraktivitas kepada siswa bukan dalam arti semua kegiatan belajar mengajar diserahkan kepada siswa tetapi prinsip aktivitas maksudnya adalah bahwa guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan sesuatu dalam mengembangkan dirinya dan mengekpresikan kemampuannya secara total. Dengan demikian guru hanyalah men-stimulant, sedangkan yang mengolah dan mencerna adalah peserta didik itu sendiri sesuai kemauan, kemampuan, bakat, dan latar belakang masing-masing. Jadi belajar adalah suatu proses dimana peserta didik harus aktif.
Prinsip ini sudah sangat tegas dan jelas dalam al-Qur’an, pedoman hidup seorang muslim, sebagimana firman Allah Swt: “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.” (QS. An-Najm: 39). Lebih tegasnya lagi Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka berusaha merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. ar-Ra’d: 11).
Dalam prinsip ini, maka tugas guru dalam mengajar antara lain:
a)    Membangkitkan keaktifan jiwa siswa melalui:
1.    Guru banyak mengajukan pertanyaan dan membimbing diskusi
2.    Memberikan tugas untuk memecahkan masalah-masalah, menganalisis, mengambil keputusan
3.    Membuat berbagai percobaan dengan menyimpulkan, memberi pendapat
b)   Membangkitkan keaktifan jasmani siswa, maka guru perlu:
1.    Menyelenggarakan berbagai bentuk pekerjaan keterampilan di bengkel, laboraturium
2.    Mengadakan pameran, karyawisata.

2.    Prinsip Motivasi
Motivasi berasal kata motive–motivation yang berarti dorongan atau keinginan, baik datang dari dalam diri (instrinsik) maupun dorongan dari luar diri seseorang (ekstrinsik). Motif atau biasa juga disebut dorongan atau kebutuhan, merupakan suatu tenaga yang berada pada diri individu atau siswa, yang mendorongnya untuk berbuat dalam mencapai suatu tujuan.
Motivasi terbentuk oleh tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam dan dari luar individu. Seorang guru harus berusaha untuk menimbulkan motif-motif pada diri peserta didik yang menunjang kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran. Bentuk kegiatan guru adalah menciptakan kondisi belajar sedemikian rupa (bermacam-macam motif) sehingga siswa mau melakukan apa yang dapat mereka lakukan (termotivasi untuk belajar).
Beberapa cara untuk menumbuhkankembangkan motivasi pada siswa adalah:
a)    Cara mengajar yang variatif
b)   Mengadakan pengulangan informasi
c)    Memberikan stimulan baru, dengan pertanyaan-pertanyaan
d)   Memberikan kesempatan pada siswa untuk menyalurkan keinginan belajar
e)    Menggunakan media dan alat peraga atau alat bantu yang menarik perhatian siswa seperti foto, gambar, diagram, mind mapping

3.    Prinsip Individualitas (Perbedaan Individu)
Setiap manusia adalah individu yang mempunyai kepribadian dan kejiwaan yang khas. Secara psikologis, prinsip perbedaan individualitas sangat penting diperhatikan karena:
a.    Setiap anak mempunyai sifat, bakat, dan kemampuan yang berbeda
b.    Setiap individu berbeda cara belajarnya
c.    Setiap individu mempunyai minat khusus yang berbeda
d.   Setiap individu mempunyai latar belakang yang berbeda
e.    Setiap individu membutuhkan bimbingan khusus dalam menerima pelajaran yang diajarkan guru sesuai dengan perbedaan individual
f.     Setiap individu mempunyai irama pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda.
Maksud dari irama pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda adalah bahwa siswa belajar dalam kelas dalam usia perkembangan. Masing-masing siswa tidak sama perkembangannya, ada yang cepat ada yang lambat maka guru harus bersabar dalam tugas pelayanan belajar pada anak didiknya. Maka setiap guru mengajar harus diimplikasikan sebagai berikut:
a.    Setiap memberikan tugas kelompok, hendaklah didasarkan pada tingkat kepandaian peserta didik
b.    Guru memberikan tugas-tugas unit dengan kemungkinan memilih macam-macam kegiatan dan pengalaman bagi setiap peserta didik
c.    Guru memberikan tugas–tugas individual kepada beberapa peserta didik setelah dalam suatu kelompok
d.   Guru jangan memberikan tugas-tugas berupa hafalan-hafalan dan fakta-fakta saja, tetapi perlu juga pengajaran dengan ekperimen, demonstrasi, pemecahan soal, dan tugas serta penyelidikan yang mengandung motivasi dan kebangkitan aktivitas peserta didik

4.    Prinsip Lingkungan
Lingkungan adalah sesuatu hal yang berada di luar diri individu. Lingkungan pengajaran adalah segala hal yang mendukung pengajaran itu sendiri yang dapat difungsikan sebagai sumber pengajaran atau sumber belajar. Diantaranya; guru, buku, dan bahan pelajaran yang menjadi sumber belajar.
Anak memiliki berbagai potensi yang tumbuh dan berkembang tergantung pada interaksi siswa dengan lingkungannya. Pembawaan menentukan batas-batas kemungkinan yang dicapai oleh individu, tetapi lingkungan sangat menentukan dalam kenyataan.
Antara lingkungan dan pembawaan saling membutuhkan dan saling melengkapi, sehingga keduanya terdapat jalinan yang erat. Menurut sebagian pakar psikologi, faktor pembawaan lebih menentukan untuk pembentukan intelegensi, fisik, dan reaksi indrawi, sedangkan faktor lingkungan sangat menetukan pembentukan kebiasaan, kepribadian, sikap, nilai, dan sebagainya. Hal ini juga secara tegas telah disampaikan oleh Rasulullah Saw dalam sebuah haditsnya:
”Dari Abi Hurairah berkata, bersabda Rasulullah Saw., setiap anak yang dilahirkan menurut fitrahnya (suci), maka kedua ibu dan bapaknya-lah yang menyebabkan anak itu beragama Yahudi, Nasrani, dan Majusi.”[22] (H.R. Bukhari).
Secara kasat mata dari sabda Rasulullah di atas dapat dipahami bahwa adanya keterkaitan, yakni saling pengaruh dan mempengaruhi antara pembawaan dan lingkungan. Dengan demikian bila seorang guru atau pengajar tidak mengindahkan prinsip lingkungan bisa berakibat peserta didik tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan dimana mereka tinggal (hidup).

5.    Prinsip Kebebasan
Prinsip kebebasan dalam pengajaran yang dimaksud adalah kebebasan yang demokratis, yaitu kebebasan yang diberikan kepada peserta didik dalam aturan dan disiplin tertentu. Dan disiplin merupakan suatu dimensi kebebasan dalam proses penciptaan situasi pengajaran. Seorang guru dituntut berusaha bagaimana menerapkan suatu metode mengajar yang dapat mengembangkan dimensi-dimensi kebebasan self direction, self discipline,dan self control.
Setiap siswa harus dapat mengembangkan dirinya secara bebas. Untuk itu mereka harus dibimbing sedemikian rupa sehingga mereka mampu mandiri. Guru tidak boleh memaksakan kehendak mereka pada peserta didik, sehingga akan berdampak pada peserta didik, yang mengakibatkan mereka tidak mandiri, tergantung pada orang lain, dan tidak punya inisiatif.

6.    Prinsip Peragaan
Alat indera merupakan pintu gerbang pengetahuan. Peragaan adalah menggunakan alat indera untuk mengamati, meneliti, dan memahami sesuatu. Pemahaman yang mendalam akan lahir dari analisa yang komprehensif sehingga menghasilkan gambaran yang lengkap tentang sesuatu.
Agar siswa dapat mengingat, menceritakan, dan melaksanakan suatu pelajaran yang pernah diamati, diterima, atau dialami di kelas, maka perlu didukung dengan peragaan-peragaan (media pengajaran) yang bisa mengkonkritkan yang abstrak.
Bentuk upaya guru untuk merangsang mengkonkritkan yang abstrak dapat dilakukan antara lain:
a.    Siswa diberi perbendaharaan tanggapan yang besar, memberikan tanggapan sebanyak-banyaknya dengan menggunakan alat peraga.
b.    Guru mengajarkan sesuatu pada siswa dengan mempertautkan tanggapan-tanggapan yang telah ada pada diri siswa.
c.    Guru mengajar kata-kata baru dengan menyuruh siswa melihat, mendengar, mengucapkan, dan menuliskannya.
Ada dua macam peragaan dalam dunia pendidikan :
a.    Peragaan langsung, yaitu dengan memperlihatkan bendanya sendiri (asli) ke dalam kelas dan mengadakan percobaan-percobaan ke laboratorium, ke pabrik-pabrik, ke kebun binatang, dan sebagainya.
b.    Peragaan tidak langsung, yaitu dengan menunjukan benda tiruan, seperti gambar, foto, film, dan sebagainya.

7.    Prinsip Kerjasama Dan Persaingan
Kerjasama dan persaingan adalah dua hal berbeda. Namun dalam dunia pendidikan (prinsip pengajaran) keduanya bisa bernilai positif selama dikelola dengan baik. Persaingan yang dimaksud bukan persaingan untuk saling menjatuhkan dan yang lain direndahkan, tetapi persaingan yang dimaksud adalah persaingan dalam kelompok belajar agar mencapai hasil yang lebih tinggi tanpa menjatuhkan orang atau siswa lain.
Kerja sama kelompok sangat penting bagi peserta didik untuk membangun sikap demokratis, maka guru dituntut melaksanakan prinsip kerjasama atau kerja kelompok. Dalam kerja kelompok terbentuk relasi antar individu secara aktif, namun di dalamnya tidak tertutup kemungkinan terjadi persaingan secara sehat dan baik. Maka sebelum belajar kelompok, guru dituntut memberikan arahan yang baik pula.

8.    Prinsip Apersepsi
Apersepsi berasal dari kata ”Apperception” berarti menyatupadukan dan mengasimilasikan suatu pengamatan dengan pengalaman yang telah dimiliki. Atau kesadaran seseorang untuk berasosiasi dengan kesan-kesan lama yang sudah dimiliki dibarengi dengan pengolahan sehingga menjadi kesan yang luas. Kesan yang lama itu disebut bahan apersepsi.
Apersepsi dalam pengajaran adalah menghubungan pelajaran lama dengan pelajaran baru, sebagai batu loncatan sejauh mana anak didik mengusai pelajaran lama sehingga dengan mudah menyerap pelajaran baru.

9.    Prinsip Korelasi
Korelasi yaitu menghubungkan pelajaran dengan kehidupan anak atau dengan pelajaran lain sehingga pelajaran itu bermakna baginya. Korelasi akan melahirkan asosiasi dan apersepsi sehingga dapat membangkitkan minat siswa pada pelajaran yang disampaikan.

10.     Prinsip Efisiensi dan Efektifitas
Prinsip efisiensi dan efektifitas maksudnya adalah bagaimana guru menyajikan pelajaran tepat waktu, cermat, dan optimal. Alokasi waktu yang telah dirancang tidak sia-sia begitu saja, seperti terlalu banyak bergurau, memberi nasehat, dan sebagainya. Jadi semua aspek pengajaran (guru dan peserta didik) menyadari bahwa pengajaran yang ada dalam kurikulum mempunyai manfaat bagi siswa pada masa mendatang.

11.     Prinsip Globalitas
Prinsip global atau integritas adalah keseluruhan yang menjadi titik awal pengajaran. Memulai materi pelajaran dari umum ke yang khusus. Dari pengenalan sistem kepada elemen-elemen sistem. Pendapat ini terkenal dengan Psikologi Gestalt bahwa totalitas lebih memberikan sumbangan berharga dalam pengajaran.

12.     Prinsip Permainan dan Hiburan
Setiap individu atau peserta didik sangat membutuhkan permainan dan hiburan apalagi setelah terjadi proses belajar mengajar. Bila selama dalam kelas siswa diliputi suasana hening, sepi, dan serius, akan membuat peserta didik cepat lelah, bosan, butuh istirahat, rekreasi, dan semacamnya. Maka guru disarankan agar memberikan kesempatan kepada anak didik bermain, menghibur diri, bergerak, berlari-lari, dan sejenisnya untuk mengendorkan otaknya.
Dari refrensi yang saya dapat, bahwasannya dalam pengajaran itu ada prinsip-prinsip yang harus diperhatikan yaitu ada 13 prinsip, dan salah satunya adalah prinsip konsentrasi yang menjadi fokus bahasan dalam materi ini.

Refrensi:
http://bahyati75.blogspot.com/2012/11/prinsip-prinsippembelajaranpendidikan.html http://pengelolaanpengajaran.blogspot.com/
http://riwayatattubani.blogspot.com/2008/10/teori-teori-dan-prinsip-prinsip.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar