Nama : Siti Halimah Tusa`diyah
Mata Kuliah : Pengelolaan Pengajaran
Dosen Pengampu :
Dra. Nuraini, M.Pd
Tugas :
Prinsip Konsentrasi
Pengajaran adalah suatu aktivitas (proses) belajar
mengajar. Di dalamnya ada
dua subjek yaitu guru dan peserta didik. Pengajaran merupakan aktivitas
(proses) yang sistematis yang terdiri atas banyak komponen. Di awali dengan
penentuan strategi dan perencanaan, diakhiri dengan penilaian.
Dalam pengajaran ada prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh seorang guru
sebelum ia mengajar. Ada banyak prinsip yang harus diperhatikan, namun dalam
hal ini, prinsip yang akan dibahas adalah Prinsip Konsentrasi.
Konsentrasi adalah pemusatan secara penuh terhadap sesuatu
yang sedang dikerjakan atau berlangsungnya suatu peristiwa. Konsentrasi sangat
penting dalam segala aktivitas, terutama aktivitas belajar mengajar.
Pekerjaaan yang
amat berat di dalam kelas bagi seorang guru adalah bagaimana menciptakan
suasana kelas (siswa) bisa berkonsentrasi. Guru harus berupaya sekuat tenaga
membuat dan mendorong peserta didik berkonsentrasi dan melakukan suatu
penyelidikan, serta menemukan sesuatu yang dapat digunkan kelak untuk
kehidupannya dalam masyarakat. Maka dalam setiap pengajaran, guru dituntut
untuk dapat mengatur atau mengelola pengajaran sebaik dan sebijaksana mungkin.
Sebagaimana
yang pernah disabdakan oleh Rasulullah Saw. dalam sebuah haditsnya yang
berbunyi sebagai berikut:
“Seandainya hatinya (jiwanya) telah khusuk (konsentrasi)
maka seluruh anggota tubuhnya juga akan ikut khusuk (konsentrasi) pula”. (al-Hadits)
Para ahli
kejiwaan menyimpulkan bahwa jika konsentrasi pada sesuatu telah lahir maka
tidak ada lagi stimulus lain masuk ke dalam alam sadar seseorang, sehingga
pengamatan semakin cermat dan berjalan dengan baik.
Pada saat proses pengajaran berlangsung, seharusnya guru
berupaya agar peserta didik memusatkan perhatian (konsentrasi). Perhatian
sebagai modus, tempat berlangsungnya aktivitas. Bila perhatian-perhatian ini
sekehendak maka disebut sebagai konsentrasi: perhataian terpusat.
Upaya untuk mendorong peserta didik agar konsentrasi
(memusatkan perhatiannya) dan melakukan suatu penyelidikan seta menemukan
sesuatu yang dapat dugunakan kelak untuk kehidupan di dalam masyarakat, maka
pada setiap pengajaran, guru dituntut untuk dapat mengatur atau mengelola
pelajaran sedemikian rupa. Di samping itu, dengan adanya fokus (pusat)
perhatian atau konsentrasi, maka:
1.
Akan
mengakibatkan minat peserta didik untuk menaruh perhatian dalam pengajaran dan
menimbulkan daya konsentrasi itu sendiri.
2.
Dapat
mengorganisasikan bahan pelajaran yang menjadi suatu problem yang mendorong
peserta didik selalu aktif dalam hal mengamati, menyelidiki, memecahkan, dan
menentukan jalan penyelesaiannya sekaligus bertanggung jawab atas tugas yang
diserahkan kepadanya.
3.
Dapat
memberikan bahan pelajaran sehingga merupakan totalitas yang bermakna bagi
peseta didik yang dapat digunakan untuk menghadapi tempat ia hidup
Implikasinya
adalah:
a. Hendaknya
guru membuat setiap bahan pelajaran agar mengandung suatu masalah yang menarik
perhatian peserta didik dan merangsang untuk berusaha menyelidiki serta
memecahkan masalah tersebut
b. Guru
menghubungkan bahan pelajaran dengan masalah dan tugas konkret yang dapat
dikerjakan peserta didik secara kelompok
c. Guru
menghubungkan bahan pelajaran dengan bidang kegiatan tertentu dalam kehidupan
sehari-hari.
Tambahan: Tugas guru mengelola pengajaran
dengan lebih baik, efektif, dinamis, efisien, ditandai dengan keterlibatan
peserta didik secara aktif, mengalami, serta memperoleh perubahan diri dalam
pengajaran. Yang dimaksud dalam proses pengajaran adalah guru dan peserta didik
sama-sama aktif karena keduanya sebagai subjek pengajaran. Dalam proses
pengajaran, ada beberapa prinsip pengajaran yang secara relatif berlaku umum,
diantaranya adalah:
1. Prinsip Aktivitas
Pengalaman
belajar yang baik hanya bisa didapat bila peserta didik mau mengaktifkan
dirinya sendiri dengan bereaksi terhadap lingkungan. Belajar yang berhasil
mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun aktivitas
psikis. Aktifitas fisik adalah peserta didik giat dan aktif dengan anggota
badan. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) ialah jika daya
jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka
pengajaran.
Memberikan
kesempatan beraktivitas kepada siswa bukan dalam arti semua kegiatan belajar
mengajar diserahkan kepada siswa tetapi prinsip aktivitas maksudnya adalah
bahwa guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan
sesuatu dalam mengembangkan dirinya dan mengekpresikan kemampuannya secara
total. Dengan demikian guru hanyalah men-stimulant, sedangkan yang
mengolah dan mencerna adalah peserta didik itu sendiri sesuai kemauan,
kemampuan, bakat, dan latar belakang masing-masing. Jadi belajar adalah suatu
proses dimana peserta didik harus aktif.
Prinsip ini
sudah sangat tegas dan jelas dalam al-Qur’an, pedoman hidup seorang muslim,
sebagimana firman Allah Swt: “Dan
bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya.”
(QS. An-Najm: 39). Lebih tegasnya
lagi Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya
Allah tidak merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka berusaha merubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. ar-Ra’d: 11).
Dalam prinsip
ini, maka tugas guru dalam mengajar antara lain:
a)
Membangkitkan keaktifan jiwa siswa melalui:
1.
Guru banyak mengajukan pertanyaan dan
membimbing diskusi
2.
Memberikan tugas untuk memecahkan
masalah-masalah, menganalisis, mengambil keputusan
3.
Membuat berbagai percobaan dengan
menyimpulkan, memberi pendapat
b)
Membangkitkan keaktifan jasmani siswa,
maka guru perlu:
1.
Menyelenggarakan
berbagai bentuk pekerjaan keterampilan di bengkel, laboraturium
2.
Mengadakan pameran, karyawisata.
2. Prinsip Motivasi
Motivasi
berasal kata motive–motivation yang berarti dorongan atau keinginan,
baik datang dari dalam diri (instrinsik) maupun dorongan dari luar diri
seseorang (ekstrinsik). Motif atau biasa juga disebut dorongan atau kebutuhan,
merupakan suatu tenaga yang berada pada diri individu atau siswa, yang
mendorongnya untuk berbuat dalam mencapai suatu tujuan.
Motivasi
terbentuk oleh tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam dan dari luar individu.
Seorang guru harus berusaha untuk menimbulkan motif-motif pada diri peserta
didik yang menunjang kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
pengajaran. Bentuk kegiatan guru adalah menciptakan kondisi belajar sedemikian
rupa (bermacam-macam motif) sehingga siswa mau melakukan apa yang dapat mereka
lakukan (termotivasi untuk belajar).
Beberapa cara
untuk menumbuhkankembangkan motivasi pada siswa adalah:
a) Cara mengajar yang
variatif
b) Mengadakan
pengulangan informasi
c) Memberikan stimulan
baru, dengan pertanyaan-pertanyaan
d) Memberikan
kesempatan pada siswa untuk menyalurkan keinginan belajar
e) Menggunakan
media dan alat peraga atau alat bantu yang menarik perhatian siswa seperti
foto, gambar, diagram, mind mapping
3.
Prinsip Individualitas
(Perbedaan Individu)
Setiap manusia
adalah individu yang mempunyai kepribadian dan kejiwaan yang khas. Secara psikologis,
prinsip perbedaan individualitas sangat penting diperhatikan karena:
a. Setiap anak mempunyai
sifat, bakat, dan kemampuan yang berbeda
b. Setiap individu
berbeda cara belajarnya
c. Setiap individu
mempunyai minat khusus yang berbeda
d. Setiap individu
mempunyai latar belakang yang berbeda
e. Setiap individu
membutuhkan bimbingan khusus dalam menerima pelajaran yang diajarkan guru
sesuai dengan perbedaan individual
f. Setiap individu
mempunyai irama pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda.
Maksud dari
irama pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda adalah bahwa siswa belajar
dalam kelas dalam usia perkembangan. Masing-masing siswa tidak sama
perkembangannya, ada yang cepat ada yang lambat maka guru harus bersabar dalam
tugas pelayanan belajar pada anak didiknya. Maka setiap guru mengajar harus
diimplikasikan sebagai berikut:
a. Setiap
memberikan tugas kelompok, hendaklah didasarkan pada tingkat kepandaian peserta
didik
b. Guru memberikan
tugas-tugas unit dengan kemungkinan memilih macam-macam kegiatan dan pengalaman
bagi setiap peserta didik
c. Guru memberikan
tugas–tugas individual kepada beberapa peserta didik setelah dalam suatu
kelompok
d. Guru jangan
memberikan tugas-tugas berupa hafalan-hafalan dan fakta-fakta saja, tetapi
perlu juga pengajaran dengan ekperimen, demonstrasi, pemecahan soal, dan tugas
serta penyelidikan yang mengandung motivasi dan kebangkitan aktivitas peserta
didik
4.
Prinsip Lingkungan
Lingkungan
adalah sesuatu hal yang berada di luar diri individu. Lingkungan pengajaran
adalah segala hal yang mendukung pengajaran itu sendiri yang dapat difungsikan
sebagai sumber pengajaran atau sumber belajar. Diantaranya; guru, buku, dan
bahan pelajaran yang menjadi sumber belajar.
Anak memiliki
berbagai potensi yang tumbuh dan berkembang tergantung pada interaksi siswa
dengan lingkungannya. Pembawaan menentukan batas-batas kemungkinan yang dicapai
oleh individu, tetapi lingkungan sangat menentukan dalam kenyataan.
Antara
lingkungan dan pembawaan saling membutuhkan dan saling melengkapi, sehingga
keduanya terdapat jalinan yang erat. Menurut sebagian pakar psikologi, faktor pembawaan
lebih menentukan untuk pembentukan intelegensi, fisik, dan reaksi indrawi,
sedangkan faktor lingkungan sangat menetukan pembentukan kebiasaan,
kepribadian, sikap, nilai, dan sebagainya. Hal ini juga secara tegas telah
disampaikan oleh Rasulullah Saw dalam sebuah haditsnya:
”Dari Abi Hurairah berkata, bersabda
Rasulullah Saw., setiap anak yang dilahirkan menurut fitrahnya (suci), maka
kedua ibu dan bapaknya-lah yang menyebabkan anak itu beragama Yahudi, Nasrani,
dan Majusi.”[22] (H.R. Bukhari).
Secara kasat mata dari sabda
Rasulullah di atas dapat dipahami bahwa adanya keterkaitan, yakni saling
pengaruh dan mempengaruhi antara pembawaan dan lingkungan. Dengan demikian
bila seorang guru atau pengajar tidak mengindahkan prinsip lingkungan bisa
berakibat peserta didik tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan dimana mereka
tinggal (hidup).
5.
Prinsip
Kebebasan
Prinsip
kebebasan dalam pengajaran yang dimaksud adalah kebebasan yang demokratis,
yaitu kebebasan yang diberikan kepada peserta didik dalam aturan dan disiplin
tertentu. Dan disiplin merupakan suatu dimensi kebebasan dalam proses
penciptaan situasi pengajaran. Seorang guru dituntut berusaha bagaimana
menerapkan suatu metode mengajar yang dapat mengembangkan dimensi-dimensi
kebebasan self direction, self discipline,dan self control.
Setiap siswa
harus dapat mengembangkan dirinya secara bebas. Untuk itu mereka harus
dibimbing sedemikian rupa sehingga mereka mampu mandiri. Guru tidak boleh
memaksakan kehendak mereka pada peserta didik, sehingga akan berdampak pada
peserta didik, yang mengakibatkan mereka tidak mandiri, tergantung pada orang
lain, dan tidak punya inisiatif.
6. Prinsip Peragaan
Alat indera
merupakan pintu gerbang pengetahuan. Peragaan adalah menggunakan alat indera
untuk mengamati, meneliti, dan memahami sesuatu. Pemahaman yang mendalam akan
lahir dari analisa yang komprehensif sehingga menghasilkan gambaran yang
lengkap tentang sesuatu.
Agar siswa
dapat mengingat, menceritakan, dan melaksanakan suatu pelajaran yang pernah
diamati, diterima, atau dialami di kelas, maka perlu didukung dengan
peragaan-peragaan (media pengajaran) yang bisa mengkonkritkan yang abstrak.
Bentuk upaya
guru untuk merangsang mengkonkritkan yang abstrak dapat dilakukan antara lain:
a.
Siswa diberi perbendaharaan tanggapan
yang besar, memberikan tanggapan sebanyak-banyaknya dengan menggunakan alat
peraga.
b.
Guru mengajarkan sesuatu pada siswa
dengan mempertautkan tanggapan-tanggapan yang telah ada pada diri siswa.
c.
Guru mengajar kata-kata baru dengan
menyuruh siswa melihat, mendengar, mengucapkan, dan menuliskannya.
Ada dua macam
peragaan dalam dunia pendidikan :
a.
Peragaan langsung, yaitu dengan memperlihatkan
bendanya sendiri (asli) ke dalam kelas dan mengadakan percobaan-percobaan ke
laboratorium, ke pabrik-pabrik, ke kebun binatang, dan sebagainya.
b.
Peragaan tidak langsung, yaitu dengan
menunjukan benda tiruan, seperti gambar, foto, film, dan sebagainya.
7. Prinsip Kerjasama Dan Persaingan
Kerjasama dan
persaingan adalah dua hal berbeda. Namun dalam dunia pendidikan (prinsip
pengajaran) keduanya bisa bernilai positif selama dikelola dengan baik.
Persaingan yang dimaksud bukan persaingan untuk saling menjatuhkan dan yang
lain direndahkan, tetapi persaingan yang dimaksud adalah persaingan dalam
kelompok belajar agar mencapai hasil yang lebih tinggi tanpa menjatuhkan orang
atau siswa lain.
Kerja sama
kelompok sangat penting bagi peserta didik untuk membangun sikap demokratis,
maka guru dituntut melaksanakan prinsip kerjasama atau kerja kelompok. Dalam
kerja kelompok terbentuk relasi antar individu secara aktif, namun di dalamnya
tidak tertutup kemungkinan terjadi persaingan secara sehat dan baik. Maka
sebelum belajar kelompok, guru dituntut memberikan arahan yang baik pula.
8. Prinsip Apersepsi
Apersepsi
berasal dari kata ”Apperception” berarti menyatupadukan dan
mengasimilasikan suatu pengamatan dengan pengalaman yang telah dimiliki. Atau
kesadaran seseorang untuk berasosiasi dengan kesan-kesan lama yang sudah
dimiliki dibarengi dengan pengolahan sehingga menjadi kesan yang luas. Kesan
yang lama itu disebut bahan apersepsi.
Apersepsi dalam
pengajaran adalah menghubungan pelajaran lama dengan pelajaran baru, sebagai
batu loncatan sejauh mana anak didik mengusai pelajaran lama sehingga dengan
mudah menyerap pelajaran baru.
9. Prinsip Korelasi
Korelasi yaitu
menghubungkan pelajaran dengan kehidupan anak atau dengan pelajaran lain
sehingga pelajaran itu bermakna baginya. Korelasi akan melahirkan asosiasi dan
apersepsi sehingga dapat membangkitkan minat siswa pada pelajaran yang
disampaikan.
10. Prinsip Efisiensi dan Efektifitas
Prinsip
efisiensi dan efektifitas maksudnya adalah bagaimana guru menyajikan pelajaran
tepat waktu, cermat, dan optimal. Alokasi waktu yang telah dirancang tidak
sia-sia begitu saja, seperti terlalu banyak bergurau, memberi nasehat, dan
sebagainya. Jadi semua aspek pengajaran (guru dan peserta didik) menyadari
bahwa pengajaran yang ada dalam kurikulum mempunyai manfaat bagi siswa pada
masa mendatang.
11. Prinsip Globalitas
Prinsip global
atau integritas adalah keseluruhan yang menjadi titik awal pengajaran. Memulai
materi pelajaran dari umum ke yang khusus. Dari pengenalan sistem kepada
elemen-elemen sistem. Pendapat ini terkenal dengan Psikologi Gestalt
bahwa totalitas lebih memberikan sumbangan berharga dalam pengajaran.
12. Prinsip Permainan dan Hiburan
Setiap individu
atau peserta didik sangat membutuhkan permainan dan hiburan apalagi setelah
terjadi proses belajar mengajar. Bila selama dalam kelas siswa diliputi suasana
hening, sepi, dan serius, akan membuat peserta didik cepat lelah, bosan, butuh
istirahat, rekreasi, dan semacamnya. Maka guru disarankan agar memberikan
kesempatan kepada anak didik bermain, menghibur diri, bergerak, berlari-lari,
dan sejenisnya untuk mengendorkan otaknya.
Dari
refrensi yang saya dapat, bahwasannya dalam pengajaran itu ada prinsip-prinsip
yang harus diperhatikan yaitu ada 13 prinsip, dan salah satunya adalah prinsip konsentrasi yang menjadi fokus
bahasan dalam materi ini.
Refrensi:
http://bahyati75.blogspot.com/2012/11/prinsip-prinsippembelajaranpendidikan.html
http://pengelolaanpengajaran.blogspot.com/
http://riwayatattubani.blogspot.com/2008/10/teori-teori-dan-prinsip-prinsip.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar