Dua
Tantangan Umat Islam di Dunia
Selasa,
02 September 2014, 21:28 WIB
Republika/
Wihdan (dari kiri) Tokoh Lintas Agama Romo Beni dan Imam Masjid Besar New York
Imam Shamsi Ali saat menghadiri diskusi di DPD RI, Komplek Parlemen Senayan,
Jakarta, Selasa (2/9).(Republika/ Wihdan).
REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Imam Besar Masjid New York di Amerika, Shamsi Ali mengungkapkan
tantangan terbesar yang dihadapi umat Muslim dimata dunia adalah bagaimana
Muslim membalikkan pandangan realitas Islam dari sumber konflik menjadi Islam sebagai
sumber solusi masalah.
Dalam
diskusi keagamaan yang digelar Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Jakarta, Selasa
(2/9), Shamsi menambahkan, ada beberapa hal yang menyebabkan timbulnya tendensi
radikalisme dalam beragama. Terutama Islam dimata dunia.
Pertama
agama seringkali dijadikan alat kepentingan politik atau politisasi agama.
Isu-isu agama sengaja diangkat untuk membentuk opini publik dan tak jarang memecah
toleransi umat beragama.
"Seringkali sentimen keagamaan
terpakai untuk kepentingan politik, ini yang menjadi masalah. Bukan hanya di
Indonesia di Amerika pun begitu," ujarnya.
Opini publik dibentuk melalui wacana
yang disebarkan di media massa. Karena itu, menurut Shamsi, media massa juga
memiliki pengaruh yang sangat besar dalam menggambarkan komunitas Islam di mata
dunia. Kaca mata media inilah yang kemudian membungkus persepsi masyarakat
dunia.
Kemudian yang membuat semakin pelik
adalah masih adanya anggapan isu mayoritas dan minoritas. Di Indonesia, Islam
boleh jadi menjadi kaum mayoritas. Tapi dunia barat seperti Amerika Islam
menjadi kelompok minoritas. Pandangan ini sebaiknya yang disingkirkan dalam
keragaman umat beragama.
"Ini yang sensitif. Dalam
sebuah institusi seperti negara masalah ini jangan terlalu dipermasalahkan
lagi, perlu berhati-hati," tandasnya.
Dua terakhir yang disoroti Shamsi
adalah menyangkut interpretasi teks keagamaan dan masalah hukum. Di era yang
semakin global, menurutnya, Muslim harus bisa menemukan interpretasi baru yang
sesuai hubungannya dengan dunia global.
"Di era keterbukaan informasi
kita tidak bisa menyembunyikan, tentangga kita sekarang adalah dunia, menemukan
interpretasi baru dalam hubungan kemanusiaan semata untuk kedamaiaan,"
paparnya.
Sementara disektor hukum, apapun
hukum yang berlaku, itu yang harus ditegakkan. Dalam negara, lanjutnya, hukum
menjadi raja, tidak sentimen dan bukan mayoritas-minoritas. "Jangan sampai hukum kalah dengan kekuasaan,"
katanya.
Refrensi:
Redaktur
|
:
|
Agung Sasongko
|
Reporter
|
:
|
Niken Paramita
|
http://www.republika.co.id/berita/dpd-ri/berita-dpd/14/09/02/nba2up-dua-tantangan-umat-islam-di-dunia diambil pada hari Kamis, 02 Oktober 2014 pukul 11:51
WITA.
_Siti Halimah Tusa`diyah_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar